Vol. 13 No. 2 (2022): Didaktika Islamika : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kendal

					View Vol. 13 No. 2 (2022): Didaktika Islamika : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kendal

Pada edisi ini kami mengangkat tema tentang pendidikan dan Keislaman dalam berbagai pandangan yang dikupas secara mendalam dan kontekstual. Pada tulisan ini kami tampilkan hasil penelitian kolaboratif dosen dan mahasiswa yakni KH. Ikhsan Intizam, Lc., M.Ag, dan Mufarih, yang berjudul: Manajemen Pembelajaran Tahfidzul Quran pada Mata Pelajaran Praktik  Ibadah. Tulisan ini merupakan hasil penelitian pengembangan pembelajaran mata kuliah Fikih Ibadah yang diimplementasikan di sekolah binaan kampus. Penelitian ini mengkaji tentang manajemen pengelolaan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan hambatan serta solusi alternatifnya dalam menejemen pembelajaran tahfidzul Quran pada mata pelajaran fikih ibadah di sekolah.

Pada tulisan kedua dipaparkan oleh Farid Khoeroni, M.S.I, dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus, dengan judul: Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Ramadhan Podcast: Analisis Content Rapod; Ramadhan Podcast. Tulisan ini merupakan hasil penelitian penulis terhadap program dakwah yang dilaksanakan oleh Prodi KPI IAIN Kudus melalui chanel youtube. Hasil penelitian menunjukkan gaya bahasa yang digunakan oleh Komunikasi kebahasaan dalam podcast menekankan pada sendi bahasa kategori bahasa baku dan sopan karena program Ramadhan Podcast. Dalam menjelaskan maksud pesan dalam Ramadhan podcast tersebut, mengungkapkan maksud dengan menunjukkan perumpamaan-perumpamaan. Sehingga pesan yang disampaikan mudah untuk dipahami oleh penikat podcast. Kemudian nilai-nilai pendidikan dalam Ramadhan podcast dapat ditemukan nilai-nilai pendidikan Islam yaitu aspek ibadah dan aspek akhlak.

Selanjutnya tulisan ketiga, disampaikan oleh Dr. Rahmat Setiawan, M.S.I, berjudul: Epistemologi Etika Sufistik Ibnu Taimiyah. Tulisan ini merupakan hasil penelitian individu yang merupakan bagian dari pengembangan Disertasi penulis. Pada kajian ini, penulis memaparkan bahwa Ibnu Taimiyah sebagai ulama yang banyak memahami disiplin keilmuan, memiliki nuansa pemikiran menghidupkan kembali semangat keislaman secara integral tanpa dipisahkan oleh dikotomi disiplin keilmuan. Corak pemikiran demikian, tampak pada pandangannya tentang hal baik dan buruk berdasarkan nilai-nilai sufistik atau sering disebut dengan etika sufistik tanpa mengesampingkan disiplin ilmu lainnya. Hasil penelitiannya adalah Epistemologi Pemikiran etika sufistik Ibnu Taimiyah adalah empiric-realistik-active bukan idealistic. Baginya, sesuatu yang baik, benar itu adalah yang riil, empirik, dan aktif. Empiric karena atmosfer keilmuan pada waktu itu dikuasai oleh idealisme yang menganggap ajaran Plato dan Aristoteles sempurna tanpa kesalahan. Padahal ajaran agama Islam yang dicontohkan Rasulullah dan generasi salaf al-shalih berdasarkan empiric. Rasulullah dan salaf al-shalih justru membumikan ajaran Islam yang idealis menjadi empiris.

Keempat, redaksi menampilkan hasil penelitian Dr. Ahmad Fahroni, M.Pd.I., dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri, yang berjudul Urgensi Perencanaan Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Tulisan ini merupakan hasil penelitian individual yang merupakan pengembangan dari modul pembelajaran mata kuliah perencanaan pembelajaran yang diampu penulis. Menurut penulis, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan urgensi perencanaan dalam kegiatan pembelajaran, serta memaparkan berbagai kajian terkait dengan perencanaan pembelajaran yang baik. Konsep ini didasarkan pada posisi guru sebagai pendidik sebagai ujung tombak pelaksanaan dan kesuksesan sebuah pembelajaran yang bermutu. Selain itu, perencanaan pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kegiatan pembelajaran. Karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam membuat perencanaan pembelajaran, seperti manajemen waktu, perumusan tujuan, perumusan indikator, pemilihan media, pemilihan strategi, serta penentuan evaluasi dalam pembelajaran.

Kelima, redaksi menampilkan tulisan H. Muhamad Nur, M.S.I., tentang Pemikiran al-Zarnuji tentang Pendidikan Berbasis Moral Religius dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Islam Kontemporer. Tulisan ini secara spesifik memaparkan konsep pendidikan berbasis moral religius menurut pemikiran al-Zarnuji dan relevansinya bagi pengembangan pendidikan Islam kontemporer. Konsep pendidikan berbasis moral religius yang ditawarkan al-Zarnuji termuat dalam kitab Ta’lim al-Muta’alim yang berisi rangkai metodologi pembelajaran bagi peserta didik yang memuat kaidah-kaidah adab peserta didik dalam menuntut ilmu yaitu peserta didik perlu membekali pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang hakikat, keutaman, niat dalam menuntut ilmu, memilih ilmu, memilih guru, teman dan ketabahan, mengagungkan ilmu dan ahli ilmu, sungguh-sungguh dan kontinuitas, permulaan belajar, tahapannya, dan tata tertibnya, bertawakal, waktu yang baik dalam menuntut ilmu, kasih sayang dan nasehat, mengambil pelajaran, wara’ pada masa belajar, hal-hal yang menyebabkan mudah hafal dan mudah lupa. Adapun relevansi konsepnya yaitu: Konsep pendidikan yang ditawarkan al-Zarnuji, sangat baik dan relevan untuk diaplikasikan bagi pengembangan pendidikan kontemporer. Pendidikan dalam Kurikulum 2013 yang diorientasikan pada pengembangan karakter peserta didik, memiliki konsep yang sinergi dengan pendidikan berbasis moral religius menurut pemikiran al-Zarnuji.

Keenam, penelitian yang dilakukan saudara Imam Rijal, S.Pd.I, mahasiswa Program Pasca Sarjana Pendidikan Agama Islam IAIN Bengkulu, dengan judul Teologi Khawarij; Sejarah, Pemikiran, dan Gerakan. Secara subtansial penelitian ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari makalah penulis sebagai bagian dari tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, Fokus utama penelitian ini berusaha mendiskripsikan aliran theologi Khawarij dalam lintas sejarah, corak pemikiran dan gerakannya dalam kontalasi sejarah kebudayaan Islam. Penelitian ini merupakan studi pustaka yang bersumber dari buku-buku dan jurnal sejarah peradaban Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi antara pemikiran teologi dan politik dalam aliran Khawarij bersifat kompetitif, berpangkal pada ideologi status ad quem yang bersikap oposan terhadap penguasa, bersikap kritis serta ingin mengambil bagian kekuasaan yang lebih luas, dalam sejarah pemikiran sosial dikenal teori kekerasan (coercian theory). Mencapai tujuan tersebut, corak pemikiran aliran Khawarij pada masalah politik tampak lebih dominan, bahkan ditunjang dengan dibolehkannya penggunaan kekerasan. Penggunaan kekerasan dalam aliran Khawarij telah menjadi bagian dari sisi kehidupan penganutnya. Kekerasan tersebut disebabkan karena faktor kesempitan berpikir untuk memahami ajaran agama dan dibalut fanatisme yang berlebihan, di samping latar belakang sosio-kulturalnya merupakan orang-orang yang terbiasa dengan kehidupan keras, ditambah proses marginalisasi yang berkesinambungan dari penguasa. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa aliran Khawarij menampilkan visi yang penting dalam proses demokratisasi, yaitu perlunya desakralisasi kekuasaan. Tidak ada kekuasaan manapun di dunia yang tidak dapat dijamah, dipertanyakan, dan dikritik. Pernyataan tersebut terkesan apologetik jika dipadukan dengan teologi eksklusif kaum Khawarij, sangat disayangkan.

Ketujuh, Redaksi menampilkan penelitian kolaboratif Dosen dan Mahasiswa atas nama Marta Kristin Monika dan Achmad Kurniawan Pasmadi, M.P.I., yang berjudul Implementasi Multiple Intelligences dalam Taksonomi Bloom pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian kolaboratif mahasiswa dan dosen ini berupaya memotret tentang kecerdasan ganda dan implementasinya dalam tataran taknomoni Bloom pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah atau perguruan tinggi. Penelitian ini dilatar belakangi permasalahan yang dihadapi guru atau dosen dimana guru atau dosen sering menemukan kesulitan bagaimana menerapkan teori kecerdasan ganda atau multiple intelligences dan teori taksonomi bloom secara bersamaan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada tingkatan berpikir dan memberikan contoh penerapannya dalam kegiatan merancang dan melaksanakan pembelajaran. Teori kecerdasan ganda atau multiple intelligences dan tingkatan berpikir menurut Benjamin S. Bloom (Bloom’s Taxsonomy) sampai sekarang tetap menjadi pedoman dasar bagi dunia pendidikan, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum dan berbagai program edukasi lainnya. Melalui pendekatan literer diperoleh hasil pembahasan bahwa contoh rencana pembelajaran yang diberikan diharapkan dapat mendorong guru atau dosen mengembangkan dalam berbagai pokok bahasan dan materi pembelajaran sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang mengakomodasi perkembangan kecerdasan ganda peserta didik dalam struktur tingkatan berpikir.

Published: 2023-01-20