Archives

  • Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kendal
    Vol. 14 No. 02 (2023)

    Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan petunjuk-Nya kami dapat menghadirkan Jurnal DIDAKTIKA ISLAMIKA untuk Volume 14 Nomor 2 bulan Agustus 2023 ke hadapan pembaca yang budiman. Salawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.

    Pada edisi ini kami mengangkat tema tentang pendidikan dan Keislaman dalam berbagai pandangan yang dikupas secara mendalam dan kontekstual. Pada tulisan pertama ini kami tampilkan hasil penelitian kolaboratif dosen dan mahasiswa Dr. Rahmat Setiawan, M.S.I., dan Dwi Sulistyowati, S.Pd yang berjudul: Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Akidah Akhlak pada Bimbingan Konseling Islami di MAN Kendal. Penelitian ini berusaha mendiskripsikan pelaksanaan program Bimbingan Konseling Islam yang diintegrasikan melalui nilai-nilai pendidikan Akidah Akhlak di MAN Kendal. Pembahasan hasil penelitian, 1) Konsep nilai-nilai pendidikan akidah akhlak pada bimbingan konseling islami merupakan nilai-nilai yang diambil dari materi pembelajaran akidah akhlak yang kemudian diorientasikan sebagai materi bimbingan konseling islami; 2) Implementasi nilai-nilai pendidikan akidah akhlak pada bimbingan konseling islami diterapkan sebagai upaya preventif dan kuratif membentuk lingkungan sekolah yang kondusif sebagai tempat pembelajaran dan memberikan pelayanan individual/kelompok untuk memecahkan berbagai permasalahan peserta didik; dan 3) Problematika implementasi nilai- nilai pendidikan akidah akhlak pada bimbingan konseling islami di MAN Kendal penting untuk segera dicari solusi alternatifnya.

    Pada tulisan kedua dipaparkan oleh Mochamad Lutfan Sofa, M.Pd., Prof. Dr. Zubaedi, M.Ag., M.Pd, dan Dr. Pasmah Chandra, M.Pd.I dengan judul: Model Pendidikan Karakter Qurani dalam Surat Luqman Ayat 12-19 dan Penerapannya di Era Distrupsi; Telaah Tafsir al-Misbah. Tulisan ini merupakan pengembangan hasil penelitian tesis penulis yang sudah direkomendasikan pembimbing. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Model pendidikan karakter Quran surah Luqman ayat 12-19 meliputi model keteladanan, model nasihat, model pembiasaan, dan model perumpamaan; 2) nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam surah Luqman ayat 12-19 diantaranya syukur kepada Allah, beriman kepada Allah, berbakti kepada orang tua, bijaksana, berbuat kebaikan, ibadah karena Allah dan sabar, serta akhlak dan sopan santun; dan 3) Cara penerapan pendidikan karakter Quran di era disupsi antara lain memberikan ketaladanan kepada peserta didik, memahami hakikat manusia sebagai khalifah Tuhan, dan mengembangkan sikap toleransi. Sedangkan penerapan pendidikan karakter menurut kementerian pendidikan nasional berdasarkan buku panduan pelaksanaan

    pendidikan karakter yaitu strategi di tingkat kementerian pendidikan nasional, strategi di tingkat daerah, strategi di tingkat satuan pendidikan, dan penambahan alokasi waktu pembelajaran.

    Selanjutnya tulisan ketiga, disampaikan oleh KH. Ikhsan Intizam, Lc., M.Ag dan Ivan Maulana Azhar Muttaqin, S.Pd yang berjudul: Implementasi Metode Targhib dan Tarhib dalam Pembentukan Karakter Disiplin Santri Ma`had al-Aqwam MAN Kendal. Tulisan ini merupakan hasil penelitian kolaboratif dosen dan mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) Implementasi metode targhib wa tarhib dalam pembentukan karakter santri dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu melalui integrasi dengan tata tertib dan melalui proses pendidikan dan pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas;

    • Problematika yang muncul yakni problem yang muncul dari guru atau ustadz yakni guru tidak menjelaskan prosedur yang jelas tentang penerapan metode targhib wa tarhib dalam setiap program pembelajaran dan tidak memberikan penjelasan kepada santri; dan problem yang muncul dari santri yaitu; Santri masih memiliki persepsi yang keliru terkait dengan tindakan guru dalam menerapkan metode targhib wa tarhib sehingga terkesan tidak adil, tidak merata, kurang mempertimbangkan kinerja dan hasil belajar santri; dan
    • Solusi alternatifnya sebagai berikut, guru hendaknya menjelaskan prosedur yang jelas tentang penggunaan metode targhib wa tarhib dan mengkomunikasikan kepada santri, dan guru hendaknya menduskusikan dengan santri tentang tujuan dan manfaat penerapan metode targhib wa tarhib untuk membentuk karakter disiplin

    Keempat, redaksi menampilkan apresiasi hasil penelitian dari Erwin Subly Fadillah, M.Pd., Dr. Suhirman, M.Pd., dan Dr. Desy Eka Citra, M.Pd, berjudul Implementasi Program BTA untuk Meningkatkan Kemampuan Baca Tulis Al-Quran Siswa SMPN di Kabupaten Bengkulu Selatan. Hasil penelitan ini menujukkan program BTQ terhadap kemampuan baca tulis al-Quran belum bisa untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Al-Quran dikarenakan sekolah belum sepenuhnya menerapkan Program BTQ yang sesuai dengan Perda No. 5 Tahun 2014 hanya 49% sekolah yang menerapkan Program BTQ dengan maksimal. Dapat disimpulakan jika sekolah menerapkan program BTQ dengan maksimal maka bisa meningkatkan kemampuan baca tulis al- Quran peserta didik.

    Kelima, redaksi menampilkan tulisan apik dari H. Muhamad Nur, M.S.I, bertajuk tentang Komponen Dasar dan Dimensi Fitrah Sebagai Inner Potensial. Studi ini berusaha mendalami hadits Nabi Muhammad saw. tentang fitrah manusia. Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. Konsep ini menunjukkan walaupun secara fisiknya manusia saat lahir dalam keadaan lemah, namun memiliki potensi berupa kecenderungan-kecenderungan tertentu menyangkut daya nalar, mental dan psikisnya yang berbeda-beda jenis dan tingkatannya. Konsep dasar fitrah merupakan potensi yang dianugerahkan Allah SWT kepada manusia tidak terbatas nilai dan jumlahnya. Fitrah yang diberikan Allah SWT kepada manusia bersifat universal (kuttiyyuri). Dan secara garis besar (ijmal)-nya mencakup pada empat bidang, yaitu: fitrah ketauhidan (al-fitrahfi al-tauhid); fitrah suci dari dosa (al-fitrahfi al-dzunub); fitrah kemuliaan (al-fitrahfi al-ikraman); dan fitrah sosial (al- fitrahfi al-ijti-maiyyah). Dimensi fitrah manusia memiliki tiga hal, yaitu: fitrah jasmani, fitrah ruhani dan fitrah nafs. Teori yang mendasari fitrah terdapat empat pandangan, yaitu: pandangan empirisme, pandangan nativisme, pandangan naturalisme dan pandangan Islam; dan 4) Inner Potential disebut kodrat batin yang bersifat pembawaan, intrinsik, tidak jahat, dan cenderung baik, sementara dalam bahasa Psikologi Sufistik, dimaknai fitrah ruhaniyyah atau inner potential yang memiliki daya positif manusia. Fitrah dalam perspektif psikologi pendidikan memiliki peranan yang cukup penting dalam mengembangkan fitrah manusia agar mampu berkembang dengan baik dan terarah.

    Keenam, menampilkan hasil penelitian dari Deka Nurbika, M.Pd., Dr. Nelly Marhayati, M.Pd., dan Dr. Mindani, M.Ag dengan tema krusial bertajuk Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Membentuk Karakter Siswa Menggunakan Metode Ta`widiyah di SDN 79 Kota Bengkulu. Secara mendasar tulisan ini menjelaskan tiga tema krusial penelitian: 1) Penerapan pembentukan karakter agar lebih menerapkan sikap dan sifat yang baik bagi siswanya seperti aspek religius, aspek kejujuran, aspek kedisiplinan dan aspek keteladanan; 2) Evaluasi penerapan yang dilakukan setelah penerapan  metode ta’widiyah adalah degan cara melalui evaluasi pengamatan dan membuat pertanyaan dalam bentuk lisan jika evaluasi itu tidak efektif maka yang dilakukan evaluasi dalam bentuk ujian tertulis guna melihat ketercapaian dan efektif atau tidaknya pelaksanaan metode  ta’widiyah (Pembiasaan); dan 3)   Strategi  yang  dilakukan   oleh  Guru  PAI   dalam   menerapkan   metode Ta’widiyah di SDN 79 Kota Bengkulu adalah; Aspek Ibadah, aspek kedisplinan, aspek kejujuran dan aspek keteladanan.

    Ketujuh, Redaksi menampilkan karya ilmiah saudara Dr. H. Mukhamad Anieg, Lc., M.S.I., berjudul Mengembangkan Nilai-Nilai Moral dalam Pendidikan Islam; Studi Paedagogik Nabi Muhammad saw. Tulisan ini mengkaji tiga permasalahan bahwa: 1) Moral adalah kekuatan dalam diri  yang merupakan alat pengendali diri yang terbaik, ia mengatur tingkah laku, tutur kata dan sikap, serta merupakan sikap, serta merupakan kekuatan pendorong yang bekerja secara tetap, terus menerus dan teratur. Nilai-nilai moral Islam yang tetap dan absolut, yang bersumber pada agama itu akan memberi ketenangan kepada jiwa, karena ia berlaku dimana-mana, pasti dan tidak terombang ambing; dan 2) Nabi Muhammad saw. merupakan manusia pertama yang dikehendaki Allah SWT untuk diberi pengajaran dan pendidikan. Beliau memancarkan cahaya keagungan budi pekerti ke seluruh umat manusia, sebab beliau dididik dengan al-Quran dan itu pulalah yang digunakan sebagai pedoman untuk mendidik umatnya. Beliau mengajak seluruh umatnya supaya berperangai dan berbudi pekerti luhur serta akhlak yang mulia. Setelah Allah SWT. menyempurnakan akhlaknya lalu diberinya gelar sebagai orang yang berbudi agung dan luhur.

    Kedepalan, menampilkan hasil penelitian ilmiah dari Prof. Dr. H. Rohimin, M.Ag., Dr. Ismail Jalili, M.Pd., dan Imam Rijal, M.Pd, yang berjudul Konsep Pendidikan Islam dalam Pandangan al-Mawardi dalam Kitab Adab al- Dunya wa al-Din dan Relevansinya di Era Sekarang. Kajian ini berfokus pada pada pandangan al-Mawardi dalam kitab adab ad-Dunya wa ad-Din. Penulisan bertujuan untuk mengetahui pandangan al-Mawardi tentang pendidikan akhlak, mengetahui pandangan ulam dan pakar pendidikan  akhlak berkenaan pandangan al-Mawardi, dan mengetahui relevansi pandangan pendidikan Islam al-Mawardi di era modern. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pandangan pendidikan Islam al-Mawardi yang tertuang dalam kitab adab al-dunya wa al-Din tidak bertentangan dengan al-Quran, al- Hadist dan Ulama-ulama maupun pakar pendidikan akhlak yang lain, serta masih relevan dengan pendidikan era sekarang.

    Kesembilan, menampilkan karya ilmiah saudara Syaiful Hadi, M.Pd, berjudul Pendidikan Tauhid dalam Keluarga. Dalam tulisan ini penulis mengupas tentang pentingnya peran keluarga dalam pendidikan dan dalam usaha membangun generasi terbaik bagi bangsa. Orangtua selaku pendidikan dalam keluarga harus meningkatkan kompetensinya dengan memiliki ilmu mendidik anak, termasuk karena ilmu tersebut termasuk ‘ilmu al-hal yang harus dimiliki setiap muslim yang diamanahi oleh Allah SWT dengan anak- anak. Orangtua tidak seharusnya melimpahkan pendidikan anak kepada sekolah atau lembaga-lembaga pendidikan saja karena tanggung jawab kependidikan terhadap anak merupakan tanggung jawab orangtua.  Fenomena yang terjadi saat ini banyak orangtua yang lalai terhadap pendidikan anak terutama pendidikan tauhid, sehingga anak-anak bahkan tidak dapat mengerjakan amalan ibadah sederhana. Orangtua sebagai pendidikan dalam keluarga hendaknya menanamkan nilai-nilai ketauhidan pada anak sejak dini, bahkan sejak sebelum orangtua tersebut menikah  mereka sudah bisa membekali diri mereka dengan banyak ilmu termasuk ilmu tauhid yang dapat digunakan sebagai bekal menjadi orangtua.

    Kesepuluh, menampilkan karya ilmiah saudara Cici Edawarni, M.Pd., Dr. Suhirman, M.Pd., dan Dr. Mindani, M.Ag, yang berjudul Pemanfaatan Media Video Menggunakan Metode Talking Stick dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP IT Hidayatullah Ipuh. Dalam tulisan ini penulis mendeskripsikan hasil penelitiannya bahwa media video dan metode talking stick dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan sarana bagi guru untuk menyampaikan materi pada peserta didik.

    Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan: 1) proses pemanfaatan media video dengan menggunakan metode talking stick pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam terdapat beberapa tahapan yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan hasil/peningkatan. Kemudian, dalam proses pembelajaran guru melakukan strategi pembelajaran yang sesuai; 2) Selanjutnya faktor pendukung dapat dilihat dari sarana dan prasarana yang cukup, didukung pihak sekolah, dan pondok (pengasuh), semangat dari guru Pendidikan Agama Islam dalam mengajar, dan antusias siswa dalam belajar. Sedangkan dilihat dari faktor penghambat yaitu ruangan tidak ber-AC, siswa kurang fokus belajar pada saat jam terakhir, keterbatasan waktu mengajar, keterbatasan laptop, dan problem psikologis siswa dalam pembelajaran.

    Akhirnya, semua kru redaksi menyampaikan selamat menyimak dan membaca karya-karya yang telah dihimpun dalam jurnal DIDAKTIKA ISLAMIKA STIT Muhammadiyah Kendal Volume 14 Nomor 2 bulan Agustus 2023. Sesungguhnya karya ini bisa memberikan motivasi dan pencerahan di bidang ilmu pendidikan Islam dan kajian keislaman. Semoga himpunan karya ilmiah dalam jurnal yang ada di hadapan pembaca ini memberikan manfaat dan membuka cakrawala pengetahuan kita semua dalam khazanah pemikiran dan kependidikan Islam. Amin.

    Kendal, 28 Agustus 2023 Tim Redaksi

     

  • Didaktika Islamika : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kendal
    Vol. 14 No. 1 (2023)

    Pada edisi ini kami mengangkat tema tentang pendidikan dan Keislaman dalam berbagai pandangan yang dikupas secara mendalam dan kontekstual. Pada tulisan pertama ini kami tampilkan hasil penelitian Dr. Bimba Valid Fathony yang berjudul: Muhammad Abduh dan Semangat Pembaruan Islam. Tulisan ini merupakan hasil penelitian individu di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian berusaha menguraikan pembaruan dalam Islam yang dilakukan oleh Muhammad Abduh yang dimana Abduh merupakan tokoh yang memiliki pengaruh besar dalam pembaruan di dunia Islam. Banyak sekali ide yang dibangun mulai dari rasionalitas yang dimana akal difungsikan sebaik mungkin, reformasi dalam bidang pendidikan. Pengaruh pemikiranya tidak hanya berkembang di Mesir saja namun sudah berkembang hingga ke Indonesia dan gagasanya diadopsi oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai spirit untuk membangun persyarikatan Muhammadiyah. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif library research dengan sumber data berupa buku, jurnal serta artikel yang relevan dengan tema pembahasan yaitu gagasan pemikiran Muhammad Abduh tentang ide pembaruan.

    Pada tulisan kedua dipaparkan oleh Dr. Rahmat Setiawan, M.S.I, dengan judul: Ngalap Barokah dalam Perspektif Etika Sufistik. Tulisan ini merupakan pengembangan hasil penelitian disertasi penulis yang bertajuk Etika Sufistik Ibnu Taimiyah. Rahmat Setiawan, dalam tulisan ini selalu menekankan pentingnya nilai-nilai etika sufistik sebagai elan dasar dalam mengapresiasi perubahan-perubahan atas nama modernisasi agama. Terkait dengan issu perkembangan budaya agama yakni ngalap barokah yang dikembangkan para alumni santri pada peran sertanya dalam membentuk budaya masyarakat, Rahmat Setiawan mengapresiasi praktik ngalap barokah memiliki tujuan dan pengertiannya baik, karena itu jangan sampai bergeser pada pemahaman absolut sebagai kebenaran dan kebaikan tunggal tanpa ada pemikiran yang kritis. Etika sufistik memandang ngalap barokah sebagai tindakan baik selama masih dalam pemahaman Allah adalah sumber dari barokah. Etika sufistik memandang ngalap barokah kepada orang salih harus mempunyai aturan-aturan yang mengikat secara syar’i sehingga keadilan dapat tercapai. Serta meyakini bahwa manusia yang mempunyai predikat kema’shuman hanyalah Nabi Muhammad saw., sehingga apresiasi perilaku seseorang terhadap orang salih dapat terjaga sewajarnya dan tidak berlebihan dalam penghormatan..

    Selanjutnya tulisan ketiga, disampaikan oleh Siti Khusnul Khotimah dan Rof`at Hilmi, M.S.I yang berjudul: Pendidikan Akhlak dengan Manajemen Qalb. Tulisan ini merupakan hasil penelitian kolaboratif pengembangan skripsi penulis yang berjudul konsep al-Quran tentang peranan qalb dalam pendidikan akhlak.  Hasil penelitian ini menunjukkan qalb dalam al-Quran merupakan dimensi ruhani manusia yang memiliki fungsi kognisi, emosi dan spiritual. Secara umum qalb memiliki tiga karakteristik qalbun salim, qalbun maradh dan qalbun mayyit. Fungsi dan karakteristik ini sangat menentukan akhlak manusia. Qalb dalam perspektif al-Quran merupakan sumber dari perilaku manusia. Adapun relevansi konsep al-Quran tentang al-Qalb dengan pendidikan akhlak antara lain; al-Qalb dalam al-Quran merupakan objek dari pendidikan akhlak karenanya hati merupakan sumber akhlak. Pendidikan akhlak merupakan bimbingan yang diberikan untuk melatih qalb supaya berakhlak mulia dan memiliki kebiasaan yang terpuji, agar tercemin akhlak yang mulia lahir dan batin. Tujuan pendidikan akhlak dalam mendidik qalb yaitu untuk membentuk hati yang selalu beriman, menjadikan hati selalu bertakwa, mengembangkan potensi qalb, membersihkan hati dari sifat-sifat tercela, menyadarkan hati dari kesalahan, membentuk qalbun salim (hati yang sehat). Materi pendidikan akhlak yang diberikan dalam mendidik qalb yaitu akhlak kepada Allah SWT., akhlak kepada Rasul, akhlak terhadap pribadi dan akhlak terhadap sesama makhluk Allah SWT. Metode pendidikan akhlak yang digunakan untuk mendidik qalb yaitu metode pembiasaan, nasehat, targhib wa tarhib, mengambil pelajaran/peringatan, dan mujahadah serta riyadhah.

    Keempat, redaksi menampilkan apresiasi tulisan dari H. Muhamad Nur, M.S.I., berjudul Inner Beauty Wanita Muslimah; Kontruksi Pemikiran Pendidikan Islam Hamka. Tulisan ini mencopa mengkaji pemikiran pendidikan Islam Hamka tentang inner beauty wanita muslimah, konteks dan kontribusi pemikiran tersebut bagi pengembangan pendidikan Islam kontemporer, yang dikaji menggunakan kajian kepustakaan dengan analisis isi (content analysis). Dari kajian ini dapat disimpulkan bahwa kontribusi pemikiran Hamka tentang inner beauty wanita muslimah bagi pengembangan pendidikan Islam kontemporer ditunjukkan adanya kesesuaian konsep pemikiran Hamka dengan tujuan pendidikan Islam yakni konsep pendidikan inner beauty wanita muslimah yang dicanangkan Hamka adalah pembentukan insan kamil melalui pendidikan budi atau akhlak yang mencakup aspek emosi (EQ), pendidikan akal yang mencakup aspek intelektual (IQ), pendidikan ruhani yang mencakup aspek spiritual (SQ), dan pendidikan jasmani yang mencakup aspek kesehatan, yang muaranya menghasilkan wanita muslimah dengan pribadi Ulul Albab yang sehat jasmaninya. Konsep ini sejalan rumusan tujuan pendidikan Islam kontemporer yakni pembentukan insan kamil melalui tiga ranah kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.

    Kelima, redaksi menampilkan tulisan Abdul Malik, M.Pd dan Zumrotus Sholichah, tentang Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Berbasis Kontruktivisme di PAUD. Tulisan ini merupakan hasil penelitian kolaboratif dosen dan mahasiswa STIT Muhammadiyah Kendal. Pada penelitian ini difokuskan objek penelitiannya di TK Perintis Desa Wates Kecamatan Wonoboyo Kabupaten Temanggung dalam implementasi kurikulum merdeka belajar berbasis kontruktivisme. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan kurikulum merdeka belajar dalam perspektif teori belajar kontruktivisme di TK Perintis Desa Wates sudah dirumuskan dengan mengacu pada visi, misi, dan tujuan sekolah yang bermuara pada terwujudnya projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagaimana termuat dalam Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar yang digulirkan Pemerintah. Kemudian dalam operasionalnya sudah dijabarkan secara rinci melalui SOP dengan mengacu pada Surat Keputusan Kepala Sekolah. Berdasarkan model pengelolaan kurikulum merdeka belajar tersebut telah mengembangkan teori belajar kontruktivisme dengan sistematis, melalui dua model pengelolaan yakni melalui kegiatan pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

    Keenam, tulisan apik dari Achmad Kurniawan Pasmadi, M.P.I dengan tema krusial bertajuk Kunci-Kunci Rezeki dalam Islam. Secara mendasar tulisan ini menjelaskan indikator utama memperoleh rezeki dalam Islam. Beberapa kata kunci tersebut seperti takwa, istighfar dan taubat, tawakal, istikomah, silaturrahim, doa, dan tafarrugh fil ibadah merupakan kunci-kunci rezeki dalam Islam yang dikaji dengan seksama melalui pendekatan deskriptik analitik dengan mengkaji penafsiran ayat maupun syarah hadis. Selain itu penulis juga mengapresiasi fenomena masyarakat muslim dalam memberikan justifikasi terhadap rezeki. Menurut penulis, diskursus tentang rezeki merupakan tema krusial yang selalu melekat pada setiap orang, karena merupakan bagian integral yang tidak terpisahkan dalam sisi kehidupan manusia. Seringkali manusia memahami rezeki sebatas yang diperolehnya melalui profesinya, atau pemberian berupa uang dan barang, padahal siapapun yang memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain, berarti hal tersebut merupakan rezekinya. Memperoleh penghasilan dalam kerja merupakan hal yang diprioritaskan oleh kebanyakan manusia dalam hidupnya, sehingga hal tersebut diupayakannya dengan banting tulang, bahkan hingga melupakan kewajiban ibadah maupun kewajiban terhadap diri dan keluarganya. Padahal Islam sebagai rahmat seluruh alam telah memberikan petunjuk melalui al-Quran dan al-Sunnah bagaimana seseorang dapat memperoleh rezeki yang sangat luar biasa, penuh berkah.

    Ketujuh, Redaksi menampilkan karya ilmiah saudara Hj. Masudah, M.S.I dan Imam Rijal, berjudul Pendekatan Filosofis dalam Studi Islam; Book Review Etika Religius By Suparman Syukur. Tulisan ini merupakan resensi buku Etika Religius yang ditulis oleh Prof. Dr. H. Suparman Syukur, M.Ag., guru besar pemikiran Islam UIN Walisongo Semarang. Buku ini merupakan hasil penelitian disertasinya yang secara instent mengkaji kitab Adab al-Dunya wa al-Din karya al-Mawardi, tokoh intelektual Islam klasik yang mengkaji secara fasih tentang etika religius. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembahasan etika bersama-sama dengan politik dan ekonomi pada khazanah pemikiran Islam dimasukkan sebagai filsafat praktis (al-hikmah al-‘amaliyah). Filsafat praktis berbicara tentang segala sesuatu “sebagaimana seharusnya”. Meskipun demikian, filsafat praktis harus didasarkan pada filsafat teoretis (al-hikmah al-nadariyah). Yakni pembahasan mengenai sesuatu “sebagaimana adanya”, termasuk di dalamnya metafisika. Suparman Syukur, dalam kata pengantar buku ini menegaskan kejenuhan manusia melaksanakan pesan-pesan moral, seringkali karena tidak memahami dasar-dasar moral yang sebenarnya. Kehidupan normatif kehilangan relevansinya, ketika normativitas itu tidak dilengkapi pandangan melalui kacamata rasional, sedangkan rasionalitas tidak ada gunanya kecuali dibuktikan pada standar kehidupan sosial. Ijtihad manusia terhadap kajian etika yang beragam akan sia-sia manakala tidak dilandasi pemikiran filosofis bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai kesempurnaan dengan ridha Tuhan sebagai tujuan akhirnya. Pesan moral dalam etos al-Quran tersebut menjadi landasan bagi al-Mawardi, dalam merumuskan konsep muru`ah sebagai muara dari adab keagamaan (ada al-din), adab keduniaan (adab al-dunya), dan adab individual kejiwaan (adab al-nafs). Konsep muru`ah ini merupakan corak kehidupan religiusitas manusia dalam mengemban amanah khalifah di muka bumi ini. Pentingnya konsep muru`ah sebagai pilar etika religius ditegaskan al-Mawardi sebanyak 14 (empat belas) kali dalam kitabnya Adab al-Dunya wa al-Din dalam rangka menegakkan pilar terbentuknya insan kamil.

  • Didaktika Islamika : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kendal
    Vol. 13 No. 2 (2022)

    Pada edisi ini kami mengangkat tema tentang pendidikan dan Keislaman dalam berbagai pandangan yang dikupas secara mendalam dan kontekstual. Pada tulisan ini kami tampilkan hasil penelitian kolaboratif dosen dan mahasiswa yakni KH. Ikhsan Intizam, Lc., M.Ag, dan Mufarih, yang berjudul: Manajemen Pembelajaran Tahfidzul Quran pada Mata Pelajaran Praktik  Ibadah. Tulisan ini merupakan hasil penelitian pengembangan pembelajaran mata kuliah Fikih Ibadah yang diimplementasikan di sekolah binaan kampus. Penelitian ini mengkaji tentang manajemen pengelolaan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan hambatan serta solusi alternatifnya dalam menejemen pembelajaran tahfidzul Quran pada mata pelajaran fikih ibadah di sekolah.

    Pada tulisan kedua dipaparkan oleh Farid Khoeroni, M.S.I, dosen tetap pada Fakultas Tarbiyah IAIN Kudus, dengan judul: Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Ramadhan Podcast: Analisis Content Rapod; Ramadhan Podcast. Tulisan ini merupakan hasil penelitian penulis terhadap program dakwah yang dilaksanakan oleh Prodi KPI IAIN Kudus melalui chanel youtube. Hasil penelitian menunjukkan gaya bahasa yang digunakan oleh Komunikasi kebahasaan dalam podcast menekankan pada sendi bahasa kategori bahasa baku dan sopan karena program Ramadhan Podcast. Dalam menjelaskan maksud pesan dalam Ramadhan podcast tersebut, mengungkapkan maksud dengan menunjukkan perumpamaan-perumpamaan. Sehingga pesan yang disampaikan mudah untuk dipahami oleh penikat podcast. Kemudian nilai-nilai pendidikan dalam Ramadhan podcast dapat ditemukan nilai-nilai pendidikan Islam yaitu aspek ibadah dan aspek akhlak.

    Selanjutnya tulisan ketiga, disampaikan oleh Dr. Rahmat Setiawan, M.S.I, berjudul: Epistemologi Etika Sufistik Ibnu Taimiyah. Tulisan ini merupakan hasil penelitian individu yang merupakan bagian dari pengembangan Disertasi penulis. Pada kajian ini, penulis memaparkan bahwa Ibnu Taimiyah sebagai ulama yang banyak memahami disiplin keilmuan, memiliki nuansa pemikiran menghidupkan kembali semangat keislaman secara integral tanpa dipisahkan oleh dikotomi disiplin keilmuan. Corak pemikiran demikian, tampak pada pandangannya tentang hal baik dan buruk berdasarkan nilai-nilai sufistik atau sering disebut dengan etika sufistik tanpa mengesampingkan disiplin ilmu lainnya. Hasil penelitiannya adalah Epistemologi Pemikiran etika sufistik Ibnu Taimiyah adalah empiric-realistik-active bukan idealistic. Baginya, sesuatu yang baik, benar itu adalah yang riil, empirik, dan aktif. Empiric karena atmosfer keilmuan pada waktu itu dikuasai oleh idealisme yang menganggap ajaran Plato dan Aristoteles sempurna tanpa kesalahan. Padahal ajaran agama Islam yang dicontohkan Rasulullah dan generasi salaf al-shalih berdasarkan empiric. Rasulullah dan salaf al-shalih justru membumikan ajaran Islam yang idealis menjadi empiris.

    Keempat, redaksi menampilkan hasil penelitian Dr. Ahmad Fahroni, M.Pd.I., dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Kediri, yang berjudul Urgensi Perencanaan Pembelajaran dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Tulisan ini merupakan hasil penelitian individual yang merupakan pengembangan dari modul pembelajaran mata kuliah perencanaan pembelajaran yang diampu penulis. Menurut penulis, tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan urgensi perencanaan dalam kegiatan pembelajaran, serta memaparkan berbagai kajian terkait dengan perencanaan pembelajaran yang baik. Konsep ini didasarkan pada posisi guru sebagai pendidik sebagai ujung tombak pelaksanaan dan kesuksesan sebuah pembelajaran yang bermutu. Selain itu, perencanaan pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap efektivitas kegiatan pembelajaran. Karena itu, guru perlu memiliki kemampuan dalam membuat perencanaan pembelajaran, seperti manajemen waktu, perumusan tujuan, perumusan indikator, pemilihan media, pemilihan strategi, serta penentuan evaluasi dalam pembelajaran.

    Kelima, redaksi menampilkan tulisan H. Muhamad Nur, M.S.I., tentang Pemikiran al-Zarnuji tentang Pendidikan Berbasis Moral Religius dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Islam Kontemporer. Tulisan ini secara spesifik memaparkan konsep pendidikan berbasis moral religius menurut pemikiran al-Zarnuji dan relevansinya bagi pengembangan pendidikan Islam kontemporer. Konsep pendidikan berbasis moral religius yang ditawarkan al-Zarnuji termuat dalam kitab Ta’lim al-Muta’alim yang berisi rangkai metodologi pembelajaran bagi peserta didik yang memuat kaidah-kaidah adab peserta didik dalam menuntut ilmu yaitu peserta didik perlu membekali pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang hakikat, keutaman, niat dalam menuntut ilmu, memilih ilmu, memilih guru, teman dan ketabahan, mengagungkan ilmu dan ahli ilmu, sungguh-sungguh dan kontinuitas, permulaan belajar, tahapannya, dan tata tertibnya, bertawakal, waktu yang baik dalam menuntut ilmu, kasih sayang dan nasehat, mengambil pelajaran, wara’ pada masa belajar, hal-hal yang menyebabkan mudah hafal dan mudah lupa. Adapun relevansi konsepnya yaitu: Konsep pendidikan yang ditawarkan al-Zarnuji, sangat baik dan relevan untuk diaplikasikan bagi pengembangan pendidikan kontemporer. Pendidikan dalam Kurikulum 2013 yang diorientasikan pada pengembangan karakter peserta didik, memiliki konsep yang sinergi dengan pendidikan berbasis moral religius menurut pemikiran al-Zarnuji.

    Keenam, penelitian yang dilakukan saudara Imam Rijal, S.Pd.I, mahasiswa Program Pasca Sarjana Pendidikan Agama Islam IAIN Bengkulu, dengan judul Teologi Khawarij; Sejarah, Pemikiran, dan Gerakan. Secara subtansial penelitian ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari makalah penulis sebagai bagian dari tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, Fokus utama penelitian ini berusaha mendiskripsikan aliran theologi Khawarij dalam lintas sejarah, corak pemikiran dan gerakannya dalam kontalasi sejarah kebudayaan Islam. Penelitian ini merupakan studi pustaka yang bersumber dari buku-buku dan jurnal sejarah peradaban Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi antara pemikiran teologi dan politik dalam aliran Khawarij bersifat kompetitif, berpangkal pada ideologi status ad quem yang bersikap oposan terhadap penguasa, bersikap kritis serta ingin mengambil bagian kekuasaan yang lebih luas, dalam sejarah pemikiran sosial dikenal teori kekerasan (coercian theory). Mencapai tujuan tersebut, corak pemikiran aliran Khawarij pada masalah politik tampak lebih dominan, bahkan ditunjang dengan dibolehkannya penggunaan kekerasan. Penggunaan kekerasan dalam aliran Khawarij telah menjadi bagian dari sisi kehidupan penganutnya. Kekerasan tersebut disebabkan karena faktor kesempitan berpikir untuk memahami ajaran agama dan dibalut fanatisme yang berlebihan, di samping latar belakang sosio-kulturalnya merupakan orang-orang yang terbiasa dengan kehidupan keras, ditambah proses marginalisasi yang berkesinambungan dari penguasa. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa aliran Khawarij menampilkan visi yang penting dalam proses demokratisasi, yaitu perlunya desakralisasi kekuasaan. Tidak ada kekuasaan manapun di dunia yang tidak dapat dijamah, dipertanyakan, dan dikritik. Pernyataan tersebut terkesan apologetik jika dipadukan dengan teologi eksklusif kaum Khawarij, sangat disayangkan.

    Ketujuh, Redaksi menampilkan penelitian kolaboratif Dosen dan Mahasiswa atas nama Marta Kristin Monika dan Achmad Kurniawan Pasmadi, M.P.I., yang berjudul Implementasi Multiple Intelligences dalam Taksonomi Bloom pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian kolaboratif mahasiswa dan dosen ini berupaya memotret tentang kecerdasan ganda dan implementasinya dalam tataran taknomoni Bloom pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah atau perguruan tinggi. Penelitian ini dilatar belakangi permasalahan yang dihadapi guru atau dosen dimana guru atau dosen sering menemukan kesulitan bagaimana menerapkan teori kecerdasan ganda atau multiple intelligences dan teori taksonomi bloom secara bersamaan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada tingkatan berpikir dan memberikan contoh penerapannya dalam kegiatan merancang dan melaksanakan pembelajaran. Teori kecerdasan ganda atau multiple intelligences dan tingkatan berpikir menurut Benjamin S. Bloom (Bloom’s Taxsonomy) sampai sekarang tetap menjadi pedoman dasar bagi dunia pendidikan, khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum dan berbagai program edukasi lainnya. Melalui pendekatan literer diperoleh hasil pembahasan bahwa contoh rencana pembelajaran yang diberikan diharapkan dapat mendorong guru atau dosen mengembangkan dalam berbagai pokok bahasan dan materi pembelajaran sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang mengakomodasi perkembangan kecerdasan ganda peserta didik dalam struktur tingkatan berpikir.